Mengenal Air Sebagai Media Hidroponik (2)


Hidroponiksaja - Setelah belajar kualitas air dan EC nya untuk hidroponik di postingan sebelumnya (kalau belum baca KLIK DISINI), kini kita belajar lagi mengenal pH air yg ideal untuk bertanam hidroponik.

Menurut Bruce Bugbee (2004) menyebutkan bahwa range pH untuk hidroponik yg menggunakan media air yg paling baik adalah pH 5.5 - 5.8 dimana nilai pH 5.8 dikatakan sebagai pH yg paling optimum yg harus dipertahankan selama proses penanaman. Karena pada range pH tersebut hampir semua unsur (minimal 13 unsur) yg dibutuhkan tanaman akan "tersedia" atau dapat diserap oleh tanaman. Yaitu unsur-unsur yg esensial bagi tanaman:
• unsur makro: N, P, K, Ca, Mg, S
• unsur mikro: Fe, B, Mn, Zn, Cu, Mo, Cl
👉 Gambar 1 & 2
Gambar 1

 
Gambar 2


Tetapi menurut R.S. Rajendra et. al. (2017) menyebutkan bahwa range pH untuk hidroponik yg menggunakan media air yg paling baik adalah pH 5.5 - 6.5 dimana nilai pH 6.2 dikatakan sebagai pH yg paling optimum yg harus dipertahankan selama proses penanaman.
👉 Gambar 3, 4 dan 5
Gambar 3

Gambar 4

Gambar 6

Lalu mana yg harus kita terapkan? Keduanya bisa kita terapkan selama tidak melewati batas "ketersediaan" dari masing-masing unsur pupuk pada range pH tertentu.

Sebagai contoh:

Jika sumber unsur Fe yg dipakai adalah FeEDTA maka ketersediaan Fe bagi tanaman sampai batas pH 6.0 dan apabila melewati pH 6.0 dimungkinkan tanaman akan mengalami defisiensi unsur Fe karena unsur tersebut kurang tersedia pada > pH 6.0, tetapi bukan berarti Fe nya menghilang ya 🙂. Unsur Fe tetap ada tetapi tidak/kurang bisa diserap tanaman pada > pH 6.0
Jika sumber unsur Fe yg dipakai adalah FeEDDHA maka ketersediaan Fe bagi tanaman lebih lebar antara pH 4.0 - 9.0
Demikian juga berlaku untuk 12 unsur lainnya 🙂

Saya biasa memakai rekomendasi dari Bruce Bugbee pH 5.5 - 5.8 dengan batas atas pH 6.0 karena lebih moderat dan aman untuk ketersediaan semua unsur yg dibutuhkan tanaman

Kedua pakar menyebutkan agar selalu menjaga kestabilan pH nutrisi baik itu yg pH 5.8 maupun yg pH 6.2 dengan menggunakan penurun pH seperti Asam Phosphate/Phosporic Acid (H3PO4) yg mempunyai kapasitas buffering yg baik dan menjaga pH tetap stabil 👉 dengan program pH adjustment yg otomatis. Penurun pH yg lain boleh juga digunakan seperti Asam Nitrate (HNO3) atau Asam Sulfat (H2SO4) tetapi keduanya tidak mempunyai kapasitas buffering seperti Asam Phosphate (H3PO4).

Selain "ketersediaan unsur" yg dipengaruhi oleh pH, tanaman juga biasanya punya 'growth habit' atau kebiasaan tumbuh pada pH dan EC tertentu atau berbeda. Tetapi secara umum jika kita menerapkan rekomendasi baik dari Bruce Bugbee (2004) maupun dari R.S. Rajendra et. al. (2017) sebenarnya sudah bisa meng-cover 'growth habit' dari berbagai komoditi tanaman
👉 Gambar 6. Contoh range EC untuk beberapa kelompok tanaman.

Selamat belajar .... 🙂

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel