Membuka Lapangan Kerja Dengan Berhidroponik

Riyan Syarif Hidayatulloh pemilik Flashlight Agriponic || Pic source
Hidroponiksaja - Riyan Syarif Hidayatulloh pemilik Flashlight Agriponic, berhasil membudidayakan sayuran seperti sosim, pakcoy, salada dan kangkung melalui media tanam tanpa menggunakan tanah atau disebut dengan hidroponik.

Ide awal menciptakan tanaman Hidroponik ini berawal dari dirinya yang belajar di perguruan tinggi dan melihat banyak sekali bekas pipa paralon yang tidak dipakai. Melihat hal tersebut, Riyan yang bercita-cita ingin bermanfaat untuk orang lain mulai menanam kebutuhan sayur untuk masyarakat luas dan menciptakan lapangan kerja

Saat ini pemuda lulusan S1 jurusan lingkungan di Universitas Banten Jaya (Unbaja) ini memiliki empat orang pembantu dengan luas lahan 300 meter persegi. Riyan menggunakan pipa paralon dengan jumlah 6000 lubang sekali panen dan memperoleh pemasukan Rp12 juta.

“Flashlight Agriponic berdiri pada Februari 2017 lalu, saya tidak menggunakan modal sepeser pun, karena saya awalnya memanfaatkan bahan bekas seperti botol aqua dan lainnya, merintis dan ketemu jalan membeli pipa paralon dan alhamdulilah saat ini sekali panen bisa mencapai Rp 12 juta,” ujar Riyan saat ditemui Trubus.id dikebunnya yang terletak di Komplek RSS Pemda, Blok D3, RT 03, RW 08, Kelurahan Banjarsari, Kecamatan Cipocokjaya, Kota Serang, Banten, Rabu (26/9).

Dikatakan Riyan, dirinya memiliki empat lokasi pemasaran saat hasil tanamannya panen. Pemasaran dilakukan kepada ibu rumah tangga, rumah makan, toko sayur dan pesan antar (online). “Satu pohon Rp 2-3 ribu, saat ini konsumennya masih di wilayah sekitaran Banten, mau masarin ke supermarket tapi harganya belum sesuai jadi masih jual langsung,” katanya

Saat ini kendala yang ia hadapi adalah serangan hama, karena dirinya belum memiliki obatnya. Hanya saja, menurutnya masih bisa diminimalisir dengan pestisida organik atau alami yang terbuat dari bawang putih, tembakau dan lain-lain.

Riyan mengungkapkan, keunggulan hidroponik miliknya akan lebih segar karena komitmen dirinya tidak lebih 5 jam dari waktu panen. “Contoh panen jam 3 sore sampai ke tangan konsumen jam 8 malam. Yang kedua, lebih bersih karena ditanam tidak dimedia tanah, yang ketiga, Lebih sehat karena nutrisinya terjaga, kontinue ngasih pupuk, terjaga kualitasnya,” katanya.

Langkah kedepan, kata Riyan, selain menanan empat item tersebut dirinya sedang mencoba tanam cabai menggunakan pot dan ingin membuktikan ke para petani bahwa menanan cabai tidak harus ditanah. “Pernah mencoba menanan cabai di pot es crim, alhamdulilah berhasil,” ujarnya. [NN]

Sumber

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel